Pacaran Yang Sukses

Hi Guys, apa kabar?
Artikel ini ditulis karena sang penulis prihatin ternyata banyak sekali kaum muda ataupun tua ternyata tidak tahu bagaimana menghabiskan masa pacaran  yang sukses. Tentu pacaran disini yang dimaksud adalah yang serius akan menuju perkawinan. Akibatnya banyak sekali yang setelah menikah kecewa dengan pasangan pilihan mereka sendiri. Pasangan yang mereka cintai tidak seperti yang dibayangkan.

Pacar menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin, biasanya untuk menjadi tunangan; kekasih. Nah.. kita bukan membahas artinya dari segi bahasa Indonesia tetapi kita akan bahas dari aspek sosialnya.

Kalau kita lihat di sekitar kita, terutama hari sabtu banyak kaum muda berbondong bondong memenuhi mall-mall ataupun restaurant favorit remaja. Mulai dari sekedar jalan jalan bareng ataupun merayakan sesuatu yang istimewa bagi mereka.
Lalu apa sih  yang kita bahas saat kita berpacaran? Hanya curhat curhat tentang teman? Berandai andai? Beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh orang dalam mengenal calon pasangan hidup mereka:

1. Tidak berusaha merubah calon pasangan hidup anda. saat masih muda, penulis pernah berpacaran model  yang "salah" mengharapkah sang 'idola' bisa berubah sesuai kemauan sang  penulis. Bukan lagi sekedar mengenal pribadi masing masing dan mencari tahu apakah bisa menerima kelemahan masing masing.  Hellooo??!! perubahan hanya bisa terjadi jika pihak itu menghendaki dan perlu waktu. Justru hal hal yang menurut anda perlu di rubah itu sebenarnya adalah hal hal yang menarik yang membuat anda jatuh cinta.  Jika kita sudah tidak bisa menerima lagi berarti dia bukan pasangan yang cocok untuk kita
2. Beri jarak untuk melakukan kegiatan masing masing. memang waktu bersama dengan pujaan hati bisa berlalu dengan cepat. Seakan akan idiom" dunia milik berdua yang lain ngontrak" benar benar terjadi. Setiap detik nya ingin kita habiskan bersama sang yayang tapi kita masih punya kegiatan dan tanggung jawab masing masing sebagai seorang anak. Jangan sampai kebiasaan mengantar sang"mama" harus dikorbankan karena kita merasa tidak diperhatikan karena sang yayang harus membagi waktu dengan anggota keluarga yang lain. Hellloooo!!! sang yayang bukan sopir pribadi yang harus mengantar dan menjemput kita kemana pun kita akan pergi. 
3. Melihat ketidak cocokan sebagai hal yang bisa di terima, sebuah nasehat bijaksana dari seorang rohaniawan kepada penulis dan ternyata sangat bermanfaat. Sebagai dua pribadi yang berbeda dengan latar belakang keluarga yang berbeda tentu akan menghasilkan pribadi. Tidak mengharapkan perubahan mencolok dari pasangan tetapi saling beradaptasi merupakan kunci keberhasilan hubungan . Tolak ukur yang mudah, apakah segala kekurangan pasangan kita ini bisa kita terima dan kita bisa beradaptasi? Jika anda bisa melakukannya, berarti selamat! Dia adalah pasangan untuk anda.
4. Mulai membicarakan apa yang anda inginkan dalam sebuah perkawinan, sebuah perkawinan pasti bukan sekedar hidup bersama dan mempunyai anak. Tetapi sebuah perkawinan terjadi karena kita siap untuk bertanggung jawab dengan kehidupan kita pribadi. Apa yang diinginkan pasangan harus di diskusikan sejak masa pacaran. Termasuk pembagian tugas dalam rumah tangga dan keuangan. Tentu saja kalau ini sudah mulai memasuki masa pacaran yang lebih serius dan disinilah keterbukaan di perlukan masing masing pihak.

Memang saran ini kelihatan sederhana,tetapi diperlukan introspeksi diri dari kedua belah pihak. Jika kalian gagal dengan pasangan ini, jangan kuatir cari lagi yang lain. Daripada sudah menikah dan semua nya sudah terlambat. 
Salam Nikimall
M.B